Makan siang setelah sholat Jum'at dan diselingi dengan tidur sebentar terasa tambah enak saja :D
Apalagi dengan obrolan hangat....hhhmmmm jadi makin tak terasa saja, tau-tau habis saja itu nasi ma lauknya :)
Temen ngobrol ini adalah teman satu pabrik tempat aku kerja. Diawali dengan obrolan ringan yang orang "basa basi" akhirnya sampai juga pada topik yang membuat isi kepala ini tidak percaya....
Mau tahu apa itu yang membuat tidak percaya :)
Ternyata di DEPAG (Departement Agama) masih ada suap-menyuap dan hal itu sudah menjalar hapir di semua kantor DEPAG, tidak peduli yang di pusat maupun yang di pelosok. Teman itu punya istri yang kerja di DEPAG dan sudah empat tahun kerja disana. Hari - hari ini merupakan masa penantian keputusan dari atasannya yang meminta uang, mereka bilang uang Syukuran sebanyak 15 juta, itu pun mereka bilang untuk membayar yang di "Pusat" saja. Sebelumnya bahkan di minta sebesar 25 juta. Karena memang tidak punya uang sebanyak itu maka istri dari teman itu, sebut saja Fatma, menolak untuk membayar. Penolakan itu bukan tanpa konsekuensi karen Fatma akan kena ancaman mutasi ke daerah yang jauh dari tempat tinggalnya (sekarang ini tempat kerjanya dekat dengan rumah sehingga cukup dengan jalan kaki).
Konsekuensi lain yang didapat Fatma adalah ia tidak mendapat uang rapelan gaji dari tahun 2007 yang jumlah nominalnya bisa sampai 10 juta (Dikemanain ya uangnya? Hanya Allah serta setan pelakunya yang tahu). Sungguh terlalu DEPAG, jadi tidak percaya lagi nih ma yang pake peci "miring"... Dan SK jabatanya pun disengaja di perlambat, karena sudah hampir tiga tahun dalam masa Pra Jabatan.
Ada beberapa kejadian unik yang diceritakan oleh temanku itu. Pernah suatu ketika dalam penerimaan uang makan yang jumlahnya adalah 1,1 juta per orang (berdasarkan tanda terima yang di tanda tangan), tapi ternyata setelah dihitung jumlahnya hanya 1 juta saja. Fatma pun mengkonfirmasikan ke PIC-nya, tapi apa jawabannya "Walah Ma... Ma... koyo rak ngerti DEPAG wae..." (Walah Ma... Ma... seperti tidak tahu DEPAG saja...). Tapi Fatma tetap protes karena dia tanda tangan dapat 1,1 juta maka real-nya pun dia harus dapat 1,1 juta. Akhirnya dia pun dikasih yang 100 ribu dengan sedikit Tips omongan "Sampeyan bakal dicireni karo wong DEPAG" (Kamu akan diberi tanda pembeda dari orang DEPAG). Gubrak...kayak di film kartun kalau melihat kejadian yang mencengangkan... hehehehe.... secara gitu loh...
Orang - orang DEPAG yang dalam pandangan aku selama ini adalah orang - orang yang wawasan keagamannya lebih tinggi dari masyarakat umum dan juga berpendidikan agama lebih mendalam ternyata eh ternyata tak seperti ubahnya kuyuk makan buah di pasar... yaitu rakus, serakah dan tak tau malu.
Aku juga percaya bahwa di tempat yang kotor pasti ada yang beris, jadi tidak semua orang DEPAG seperti itu. Masih ada beberapa orang yang benar bersih mau melayani masyarakat buakn dilayani. Dan juga masih banyak yang berbuat jujur.
Tulisan ini hanya sebagai pengingat bagiku saja, ternyata di negara ini masih banyak tindakan korup hampir disegala bagian bahkan di bagian yang aku angagp tempatnya orang-orang "bersih".
