08 September 2009

Congkaknya Kedubes Australia

Lupakan sejenak tentang kecongkakan Malaysiayang akhir-akhir
ini hangat dibicarakan di pelbagai forum.

Di sini, di negara kita ini, di ibukota
Jakarta, Anda mungkin tidak menyangka bahwa pelecehanterhadap harga diri bangsaterjadi terang-terangandan nyata-nyatadi depan mata. Di tengah-tengah keramaian lalu lalang
para pekerja, di depan Kedubes Australia,
Kuningan, Jakarta.

Penulis yang bekerja disamping gedung
kedubes yang angkuhini merasakannya
sendiri.

Sejak semula penulis sudah merasa kurang
sreg dengan tindak tanduk penguasa sejengkal
tanahdi Rasuna Said ini.

Sejak kejadian Bom Kuningan 2004 lalu dan
terlebih lagi setelah kejadian Bom Mega Kuningan baru-baru ini, petugas
keamanan gedung angkuh ini semakin bertindak over acting.

Mungkin kita semua paham, bahwa memang
kedutaan besar setiap negara merupakan tanah negara tersebut yang ditempelkan
di negara tuan rumah, dan masuk akal pula jika di dalam pagar kedutaan besartersebut berlaku hukum-hukum si
negara tamu.

Namun yang terjadi di depan Kedubes Australiamalah sebaliknya.

Pertama, di depan gedung angkuh mereka, mereka memblokade trotoaryang berada di wilayah Republik Indonesia, sehingga merampas hak-hak pejalan kakiyang
mayoritas adalah rakyat Indonesia.

Kedua, di depan trotoar yang telah di blokade tersebut
mereka (lewat petugas keamanan) menempatkan sebuah mobil patroli yang hampir
selalu standby 24 jam, sehingga sangat
mengganggu pejalan kakiyang sudah tersingkir akibat trotoar di blokade.
Akibatnya sering terjadi para pejalan
kaki hampir terserempet kendaraan ketika melintasi bagian depan trotoar di
sisi mobil patroli yang parkir tersebut. Ini jelas-jelas membahayakan keselamatan jiwa Rakyat Indonesia.

Ketiga(ini bagian
yang paling saya tidak suka), setiap hari Jumat mulai pagi, para pejalan kakiyang sudah tersingkir dari trotoar dan potensial
terkena kecelakaan lalu lintas, harus diperiksa
seluruh barang bawaannya, ketika melewati
depan trotoartadi.

Mungkin dengan asumsi semua pejalan kakiadalah terorissehingga wajib
membuktikan dirinya bukan teroris.

Jumat kemarin saya mendapatkan perlakuan
ini, namun saya menolak dengan tegassambil membentak petugas keamanan mereka.”Anda
petugas keamanan Kedubes Australia, wilayah kerja Anda di balik tembok sana,
jangan atur-atur saya, saya berada di wilayah Republik Indonesia!”.

Salah satu dari mereka mencoba memegang
bahu saya mencegah saya meronta. Kembali saya membentak, ”Jangan berlebihan deh !”. Setelah itu saya berlalu tanpa
mengacuhkan teriakan-teriakan mereka.

Mungkin ini kejadian ringan yang tidak
penting, namun entah kenapa ‘nasionalisme’
saya terusik oleh kejadian tidak penting ini.

Bagaimana tanggapan pembaca ???

Selamat berhari libur dan Salam Kompasiana
!

Artikel ini dapat dibaca di :
Congkaknya Kedubes Australia
http://public.kompasiana.com/2009/09/05/congkaknya-kedubes-australia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar