09 Juni 2011

Juara Olimpiade Kebumian Yang Terbuang

FYI

-----Original Message-----
From: kip
Sender: APICS-ID@yahoogroups.com
Date: Sun, 5 Jun 2011 22:39:18
To: APICS-ID@yahoogroups.com
Reply-To: kip
Subject: IPOMS-APICS OOT - Juara Olimpiade Kebumian yang terbuang

Seandainya
ia juara lomba lagu distasiun televisi atau videonya di you tube diunggah oleh
banyak orang mungkin nasibnya akan diperhatikan pajabat / menteri pendidikan.
Tapi sayangnya ia hanya juara olimpiade kebumian sehingga nasibnya terkatung
katung dan "dipaksa" berebut satu bangku kuliahnya dengan ratusan
ribu siswa SLTA lainnya tanpa ada bantuan atau sedikit kemudahan seperti yang
dijanjikan oleh dinas pendidikan.

Adalah Kamil Ismail sang pemegang
medali perak IOS dan medali emas Olimpiade Sains Nasional IX – Kebumian yang
terancam tidak bisa melanjutkan kuliah karena system birokrasi pendidikan
nasional dan kondisi ekonomi orang tua yang kurang beruntung.
Alumnus MAN Insan Cendekia Serpong
yang telah mengharumkan nama Indonesia ini harus menerima kenyataan pahit
ditolak oleh PTN di Indonesia untuk meneruskan cita cita sederhananya mendapat
satu bangku kuliah di fakultas geologi di salah satu PTN di Indonesia.

Tidak ada penghargaan oleh negara
atas usaha dan dedikasinya untuk mengharumkan nama Indonesia. Setelah berusah
payah menjadi juara olimpiade dengan mengorbankan waktu belajarnya, balasan
yang diterima sungguh menyakitkan dan pejabat pendidikan RI yang dulu menebar
janji dan sekarang tidak mau tahu nasib sang juara, sekalipun pihak sekolah
sudah mengusahakan sekuat tenaga namun tak satupun dari mereka mempedulikan.


Kamil Iismail, mudah2an jerih
payahmu diberkahi oleh Allah SWT dan semoga masih ada anggota milis yang bisa
membantu.

Data:
Nama : Kamil Ismail
Asal sekolah : MAN Insan Cendikia
Serpong
Alamat : Jl. H Moh Thalib no 89 rt
03 rw 04
Panyusuhan, Pakemitan Kidul, Ciawi –
tasikmalaya
Tlp 08571716629

Prestasi :
1. Medali Perak - International
Earth Science Olympiad 2010
2. Medali Emas - Olimpiade Sains Nasional
IX 2010

Guru BK yang dapat dihubungi :
Ibu Rini hp 08129686548

tks
kokok

15 April 2011

Film “?”: Apa Maunya?

afwan, kali ini bacaannya agak sedikit berat...
HaH
==============================
Subject: Film “?”: Apa Maunya?


Penulis adalah : Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (2005-2010),
pengurus Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2005-2010),
dan Wakil Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI Pusat (2005-2011)

--
http://www.hidayatullah.com/read/16298/11/04/2011/film-%E2%80%9C?%94:-apa-maunya?-.html

Film “?”: Apa Maunya?

Oleh: Dr. Adian Husaini

“Soal akidah, di antara Tauhid Mengesakan Allah, sekali-kali tidaklah
dapat dikompromikan atau dicampur-adukkan dengan syirik. Tauhid kalau
telah didamaikan dengan syirik, artinya ialah kemenangan syirik.”

(Prof. Hamka, dalam Tafsir al-Azhar)

PERLU digarisbawahi, saat menonton film “?” (Tanda Tanya) pada
tayangan perdana, 6 April 2011 lalu, saya adalah seorang Muslim. Saat
memberikan komentar dan memberikan catatan kritis ini, saya juga tetap
Muslim, dan saya menggunakan perspektif Islam dalam menganalisis film
“?”. Sebagai Muslim, saya telah berikrar: "Tiada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah."

Dengan syahadat Islam itu, saya bersaksi, saya mengakui, bahwa Tuhan
saya adalah Allah. Tuhan saya bukan Yahweh, bukan Yesus, bukan Syiwa.
Tuhan saya Satu. Tuhan saya tidak beranak dan tidak diperanakkan. Saya
mengenal nama dan sifat Allah bukan dari budaya, bukan dari hasil
konsensus, tapi dari al-Quran yang saya yakini sebagai wahyu dari
Allah kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu, sejak dulu, dan sampai
kiamat, saya dan semua orang Muslim memanggil Tuhan dengan nama yang
sama, Allah, yang jelas-jelas berasal dari wahyu.

Sebagai Muslim, saya yakin, bahwa Nabi Muhammad saw diutus oleh Allah
sebagai nabi terakhir. Sebagaimana para nabi sebelumnya – seperti Nabi
Musa dan Nabi Isa a.s. – inti ajaran Nabi Muhammad saw adalah Tauhid,
yaitu mensatukan Allah. Nabi Muhammad saw diutus untuk seluruh manusia
(QS 34:28), bukan hanya untuk bangsa atau kurun tertentu.

Itu artinya, kebenaran Islam, bukan hanya berlaku untuk orang Islam,
tetapi berlaku untuk semua manusia. Syariat Nabi Muhammad saw saat
ini adalah satu-satunya syariat yang sah untuk seluruh manusia. Cara
beribadah kepada Allah – satu-satunya – yang sah hanyalah dengan
syariat Nabi Muhammad saw. Jalan yang sah menuju Tuhan hanyalah jalan
yang dibawa Nabi Muhammad saw.

Akal saya tidak bisa menerima satu logika, yang menyatakan, bahwa
Allah telah menurunkan Nabi-Nya yang terakhir, dan kemudian Allah SWT
membebaskan manusia untuk memanggil nama-Nya dengan nama apa pun,
sesuai dengan selera manusia. Juga, tidak masuk di akal saya, pendapat
yang menyatakan, bahwa Allah SWT membebaskan manusia untuk
menyembah-Nya dengan cara apa pun, sesuai dengan kreativitas akal dan
hasrat nafsu manusia.

Saya yakin, sesuai QS 3:19 dan 3:85, bahwa Allah hanya menurunkan satu
agama untuk seluruh Nabi-Nya, yakni agama yang mengajarkan Tauhid (QS
16:36). Jika satu agama tidak mengajarkan Tauhid, pasti bukan agama
yang diturunkan Allah untuk para Nabinya; dan pasti merupakan agama
budaya (cultural religion).
Itu keyakinan saya sebagai Muslim. Dan itu konsekuensi logis dari
syahadat yang saya ikrarkan!

***

Alkisah, Rika, seorang istri yang kecewa terhadap suami. Rika
memutuskan pindah agama, dari Islam menjadi Katolik. Ia berujar, bahwa
kepindahan agamanya bukan berarti mengkhianati Tuhan. Meskipun
Katolik, Rika sangat toleran. Anaknya , – masih kecil, bernama Abi
–dibiarkannya tetap Muslim. Bahkan, ia mengantarjemput anaknya ke
masjid, belajar mengaji al-Quran. Di bulan puasa, dia temani dan dia
ajar Abi berdoa makan sahur.

Di Film “?” (Tanda Tanya), Rika ditampilkan sebagai sosok ideal:
murtad dari Islam, tapi toleran dan suka kerukunan. Pada segmen lain,
secara verbatim Rika mengatakan, BAHWA agama-agama ibarat jalan
setapak yang berbeda-beda tetapi menuju tujuan yang sama, yaitu Tuhan.
Kata Rika mengutip ungkapan sebuah buku, “… semua jalan setapak itu
berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama; mencari satu hal yang
sama dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan.”

Mulanya, kemurtadan Rika tidak direstui ibunya. Anaknya yang Muslim
pun awalnya menggugat. Tapi, di ujung film, Rika sudah diterima
sebagai “orang murtad” dari Islam. Bahkan, ada juga yang memujinya
telah mengambil langkah besar dalam hidupnya.

Kisah dan sosok Rika cukup mendominasi alur cerita dalam film “?”
garapan Hanung Bramantyo ini. Rika tidak dipersoalkan kemurtadannya.
Padahal, dalam pandangan Islam, murtad adalah kesalahan besar. Saat
duduk di bangku SMP, saya sudah menamatkan satu Kitab berjudul
Sullamut Tawfiq karya Syaikh Abdullah bin Husain bin Thahir bin
Muhammad bin Hasyim. Kitab ini termasuk yang mendapatkan perhatian
serius dari Imam Nawawi al-Bantani, sehingga beliau memberikan syarah
atas kitab yang biasanya dipasangkan dengan Kitab Safinatun Najah.

Dalam kitab inilah, sebenarnya umat Islam diingatkan agar menjaga
Islamnya dari hal-hal yang membatalkannya, yakni murtad (riddah).
Dijelaskan juga dalam kitab ini, bahwa ada tiga jenis riddah, yaitu
murtad dengan I’tiqad, murtad dengan lisan, dan murtad dengan
perbuatan. Contoh murtad dari segi I’tiqad, misalnya, ragu-ragu
terhadap wujud Allah, atau ragu terhadap kenabian Muhammad saw, atau
ragu terhadap al-Quran, atau ragu terhadap Hari Akhir, sorga, neraka,
pahala, siksa, dan sejenisnya.

Masalah kemurtadan ini senantiasa mendapatkan perhatian serius dari
setiap Muslim, sebab ini sudah menyangkut aspek yang sangat mendasar
dalam pandangan Islam, yaitu masalah iman. Dalam pandangan Islam,
murtad (batalnya keimanan) seseorang, bukanlah hal yang kecil. Jika
iman batal, maka hilanglah pondasi keislamannya. Banyak ayat al-Quran
yang menyebutkan bahaya dan resiko pemurtadan bagi seorang Muslim.

”Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati
dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia
dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya.” (QS 2:217).

“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di
tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga,
tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu
apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah
memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah
adalah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS 24:39).

Jadi, riddah/kemurtadan adalah masalah besar dalam pandangan Islam.
Entahlah dimata kaum Pluralis! Tindakan murtad bukan untuk
dipertontonkan dan dibangga-banggakan! Dalam perspektif Islam,
patutkah seorang bangga dengan kekafirannya?

***

Masih menyorot sosok Rika dalam film “?”. Rika pindah agama, dari
Islam menjadi Katolik. Dalam konsepsi Islam, Rika bisa dikatakan telah
melakukan dosa syirik, karena mengakui Yesus sebagai Tuhan atau salah
satu Oknum dalam Trinitas. Padahal, dalam al-Quran Nabi Isa a.s.
jelas-jelas menegaskan dirinya sebagai Rasul Allah. Nabi Isa adalah
manusia, dan bukan Tuhan, atau anak Tuhan. Ini pandangan Islam.
Tentu, ini bukan pandangan Kristen.

Dalam perspektif Islam, menurunkan derajat al-Khaliq ke derajat
makhluk adalah tindakan tidak beradab. Begitu juga sebaliknya,
menaikkan derajat makhluk ke derajat al-Khaliq juga tidak beradab. Itu
musyrik namanya. Seorang presiden saja tidak mau disamakan dengan
rakyat biasa. Jika lewat, dia minta diistimewakan. Kita diminta
minggir. Binatang juga dibeda-bedakan tempat atau kandangnya. Adab --
dalam konsepsi Islam -- mewajibkan seorang Muslim meletakkan segala
sesuatu sesuai dengan harkat dan martabat yang sebenarnya, sesuai
ketentuan Allah. Nabi Isa a.s. adalah utusan Allah. Tugasnya
menyampaikan kepada Bani Israel, siapa Tuhan yang sebenarnya, dan
bagaimana cara menyembah-Nya. Nabi Isa a.s. melanjutkan syariat Nabi
Musa a.s.

Menuduh Allah mempunyai anak – menurut al-Quran – adalah sebuah
kesalahan yang sangat serius. “Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha
Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Sesungguhnya kamu telah
mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit
pecah karena ucapan itu dan bumi terbelah dan gunung-gunung runtuh,
karena mereka menuduh Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.” (QS 19:
88-91).

Islam memandang keimanan sebagai hal terpenting dan mendasar dalam
kehidupan. Iman akan dibawa mati. Iman lebih dari soal suku, bangsa,
bahkan hubungan darah. Iman bukan “baju”, yang bisa ditukar dan
dilepas kapan saja si empunya suka. Iman juga tidak patut
diperjualbelikan: ditukar dengan godaan-godaan duniawi. Ada perbedaan
prinsip antara mukmin dan kafir. “Sesungguhnya orang-orang kafir
yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka Jahannam;
mereka kekal di dalamnya.” (QS 98:6).

Demi mempertahankan iman, Nabi Ibrahim a.s. rela berpisah dengan ayah
dan kaumnya. Melihat tradisi penyembahan berhala pada keluarga dan
kaumnya, Ibrahim a.s. tidak berpikir sebagai seorang Pluralis yang
menyatakan, bahwa semua agama menyembah Tuhan yang sama, dan punya
tujuan yang sama. Tapi, Nabi Ibrahim berdiri kokoh pada prinsip
Tauhid, mengajak kaumnya untuk meningalkan tradisi syirik.

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya, Azar, pantaskah
engkau menjadikan berhala-berhala ini sebagai tuhan-tuhan?
Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaum engkau dalam kesesatan yang
nyata.” (QS 6:74).

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikan negeri
ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku dan anak cucuku
dari menyembah berhala-berhala. Ya Tuhanku, sesungguhnya
berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari manusia, maka
barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya
Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 14:35-36)

“Ibrahim bukanlah Yahudi atau Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang
hanif dan Muslim, dan dia bukanlah orang musyrik.” (QS 3:67).

Dan kini, dalam setiap shalat, kaum Muslim membacakan doa untuk Nabi
Muhammad saw dan sekaligus dirangkaikan dengan doa untuk Nabi Ibrahim
a.s. Itu tentu karena kegigihan Nabi Ibrahim dalam menegakkan ajaran
Tauhid dan bukan karena Nabi Ibrahim seorang musyrik!

Maka, sebagai Muslim, saya tentu boleh merasa heran, dan penuh Tanda
Tanya, mengapa dalam film “?” -- yang diproduksi dan digarap seorang
yang beragama Islam -- soal ganti agama, soal keluar dari Islam,
soal pergantian mukmin menjadi kafir, dianggap perkara kecil dan
remeh?

***

Syahdan, para pemikir ateis, seperti Karl Marx, Friedrich Nietzsche,
Sigmund Freud, Jean Paul Sartre dan sejenisnya, terkenal dengan
gagasan-gagasan yang memandang agama dan Tuhan sudah tidak diperlukan
lagi di era zaman modern ini. Mereka beramai-ramai mempermainkan
Tuhan. Jean-Paul Sartre (1905-1980) menyatakan: “even if God existed,
it will still necessary to reject him, since the idea of God negates
our freedom.” (Karem Armstrong, History of God, 1993). Thomas J.
Altizer, dalam “The Gospel of Christian Atheism” (1966) menyatakan:
“Only by accepting and even willing the death of God in our experience
can we be liberated from slavery…” (Karen Armstrong, History of God)

Friedrich Nietzsche, dalam karyanya, Also Sprach Zarathustra,
mengungkap gagasan bahwa “Tuhan sudah mati”. Karena Tuhan sudah mati,
dan tidak diperlukan lagi, Nietzsche berpendapat, “Kepercayaan adalah
musuh yang lebih berbahaya bagi kebenaran, dibanding kebohongam.”
Nietzsche ingin bebas dari segala aturan moral, ingin bebas dari
Tuhan. Ujungnya, pada 25 Agustus 1900, ia mati setelah menderita
kelainan jiwa dan penyakit kelamin. (Lihat, B.E. Matindas, Meruntuhkan
Benteng Ateisme Modern, 2010).

Jika direnungkan secara serius, Pluralisme Agama sejatinya bisa
begitu dekat dengan ateisme. Ketika orang menyatakan, “semua agama
benar”, sejatinya bersemayam juga satu ide dalam dirinya, bahwa
“semua agama salah”. Sebab, “Tuhan” (God), yang dipersepsikan kaum
Pluralis adalah Tuhan yang abstrak. Tuhan kaum Pluralis adalah Tuhan
dalam angan-angan, yang boleh diberi nama siapa saja, diberi sifat apa
saja, dan cara menyembahnya pun boleh suka-suka. Kapan suka disembah,
kapan-kapan tidak suka, bisa diganti dengan Tuhan lain. Cara menyembah
Tuhan, menurut mereka, juga sesuka selera manusia. Bosan dengan cara
satu, bisa diganti dengan cara lain. Sebab, dalam konsep mereka, tidak
ada satu cara yang pasti benar dalam ibadah, sesuai petunjuk seorang
Nabi.

Tuhan dalam Islam mengharamkan babi. Pada saat yang sama, Tuhan dalam
agama Kristen menghalalkan babi.

Tuhan, dalam agama Bhairawa Tantra, memerintahkan agar menyembelih
wanita dan darahnya kemudian diminum bersama-sama. Tuhan dalam agama
Children of God menganjurkan seks bebas, sebagai wujud rasa kasih
sayang antar-sesama manusia. Kini, di daratan Amerika dan Eropa
bermunculan gereja-gereja nudis. Baik pendeta maupun jemaatnya,
semuanya telanjang bulat saat melakukan kebaktian. Jika semua jenis
“Tuhan” itu diangga sama saja, maka “Tuhan” yang mana yang disembah
kaum Pluralis?

Jadi, saat seorang yang mengaku Pluralis berkata, “Semua agama
menyembah Tuhan yang sama”, maka secara hakiki, dia telah berdiri di
luar Islam. Sebab, dia tidak lagi menuhankan Allah. “Tuhan”,
baginya, bisa siapa saja, berupa apa saja, dan berwujud apa saja. Bisa
disebut Yehweh, bisa Allah, bisa Yesus, bisa Brahmin, dan bisa juga
Iblis! Yang penting dikatakan “Tuhan”, yang penting God! Padahal,
seorang Muslim sudah mengikrarkan syahadat: “Tidak ada Tuhan selain
Allah”.

Meskipun menyebut Tuhan mereka dengan “Allah”, tetapi kaum Quraisy
ketika itu dikatakan sebagai “musyrik”, sebab mereka menyekutukan
Allah dengan Tuhan-tuhan lain. Allah hanyalah salah satu dari
Tuhan-tuhan mereka; bukan Tuhan satu-satunya. Sebutan bisa sama, yakni
“Allah”, tetapi konsepnya berbeda-beda. Sebagian besar kaum Kristen
di Indonesia menyebut juga Tuhan mereka dengan sebutan “Allah”, tetapi
konsepnya berbeda dengan “Allah” dalam Islam.

Lain lagi dengan aliran “Darmogandul” di Tanah Jawa, yang mengartikan
Allah dengan “ala” (bahasa Jawa, artinya jelek). Dalam salah satu
bait Pangkur-nya, Kitab Darmogandul, menyatakan: “Akan tetapi bangsa
Islam, jika diperlakukan dengan baik, mereka membalas jahat. Ini
adalah sesuai dengan zikir mereka. Mereka menyebut nama Allah, memang
Ala (jahat) hati orang Islam. Mereka halus dalam lahirnya saja, dalam
hakekatnya mereka itu terasa pahit dan masin.”

Jadi, Tuhan yang mana yang disembah kaum Pluralis? Jika Tuhan apa pun
sama saja, lalu apa artinya Tuhan bagi mereka? Ujung-ujungnya bisa
jadi: Tuhan tidak penting! Sebab, dalam pandangan kaum ini, Tuhan yang
sejati (Allah), atau manusia, atau setan dianggap sama saja. Semua
bisa menjadi Tuhan dan dituhankan. Ujung-ujungnya, Tuhan dianggap
tidak penting. Bandingkan dengan sosok Sigmund Freud, psikolog dan
salah satu perintis ateisme modern, yang berteori bahwa “Bertuhan,
hanyalah wujud gejala penyakit jiwa infantilisme (penyakit
kekanak-kanakan). (B.E. Matindas, ibid).

Ketidakjelasan posisi teologis kaum Pluralis Agama, digambarkan oleh
Dr. Stevri Lumintang, seorang pendeta Kristen di Malang, dalam
bukunya, Theologia Abu-Abu: Tantangan dan Ancaman Racun Pluralisme
dalam Teologi Kristen Masa Kini, (Malang: Gandum Mas, 2004).

Dicatat dalam ilustrasi sampul buku ini, bahwa Teologi Abu-Abu adalah
posisi teologi kaum pluralis ; bahwa teologi ini sedang meracuni, baik
agama Kristen, maupun semua agama, dengan cara mencabut dan membuang
semua unsur-unsur absolut yang diklaim oleh masing-masing agama.

Ditegaskan dalam buku ini: ‘’Inti Teologi Abu-Abu (Pluralisme)
merupakan penyangkalan terhadap intisari atau jatidiri semua agama
yang ada. Karena, perjuangan mereka membangun Teologi Abu-Abu atau
teologi agama-agama, harus dimulai dari usaha untuk menghancurkan batu
sandungan yang menghalangi perwujudan teologi mereka. Batu sandungan
utama yang harus mereka hancurkan atau paling tidak yang harus
digulingkan ialah klaim kabsolutan dan kefinalitas(an) kebenaran yang
ada di masing-masing agama.’’

***

Sosok lain yang secara dominan ditampilkan dalam Film “?” adalah
seorang bernama Surya. Ia seorang laki-laki Muslim, berprofesi
sebagai aktor figuran. Dia berteman dengan Rika. Karena miskin, ia
terusir dari rumah kosnya. Lihatlah, dalam film ini, Ibu Kos yang
“bakhil” itu ditampilkan dalam sosok berjilbab, dan mengajari anak
Rika agar membaca buku-buku Islam!

Surya memuji-muji Rika telah melakukan sesuatu yang berarti dalam
hidupnya. Mereka berkawan akrab. Surya ditampilkan sebagai sosok yang
polos, kocak dan naif. Untuk uang, dan mungkin untuk mempertontonkan
fenomena “kerukunan umat beragama”, Surya menerima tawaran Rika agar
berperan sebagai Yesus. Ia rela beradegan – seolah-olah -- dipaku di
tiang salib di sebuah Gereja Katolik saat perayaan Paskah. Pada kali
lain, ia berperan sebagai Santa Claus. Sebagian jemaat Gereja sempat
memprotes sosok Yesus diperankan seorang Muslim. Terjadi perdebatan.
Muncul Pastor yang menyetujui penunjukan Surya sebagai tokoh Yesus.

Seperti halnya Rika, tampaknya sosok Surya ditampilkan sebagai
representasi fenomena toleransi dan “kerukunan”. Setelah merelakan
dirinya berperan sebagai Yesus, Surya kembali ke masjid membaca surat
al-Ikhlas, sebuah surat dalam al-Quran yang menegaskan kemurnian
Tauhid. “Katakan, Allah itu satu. Allah tempat meminta. Allah tidak
beranak dan diperanakkan. Tidak ada sesuatu pun yang serupa
dengan-Nya.” Allah itu satu! Allah tidak punya anak! Ini gambaran
dalam Film “?” karya Hanung ini.

Padahal, surat al-Ikhlas seperti mengoreksi doktrin pokok dalam agama
Kristen, yang dirumuskan sekitar 300 tahun sebelumnya, di Konsili
Nicea (325 M), sebagaimana disebutkan dalam Nicene Creed:

“Kami percaya pada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta segala
yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Dan pada satu Tuhan Yesus
Kristus, Putra Allah, Putra Tunggal yang dikandung dari Allah, yang
berasal dari hakikat Bapa, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah
benar dari Allah Benar, dilahirkan tetapi tidak diciptakan, sehakikat
dengan Bapa…” (Norman P. Tanner, Konsili-konsili Gereja).

Padahal, al-Quran sudah menjelaskan: “Dan ingatlah ketika Isa Ibn
Maryam berkata, wahai Bani Israil sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepada kalian, yang membenarkan apa yang ada padaku, yaitu Taurat, dan
menyampaikan kabar gembira akan datangnya seorang Rasul yang bernama
Ahmad (Muhammad).” (QS 61:6). Dalam al-Quran, ada cerita Lukmanul
Hakim yang menesehati anaknya: “Syirik adalah kezaliman besar.” (QS
31:13).

Beratus tahun, sejak kelahirannya, Islam membuktikan sebagai agama
yang sangat toleran. Sejak awal, Islam mengakui dan menghargai
perbedaan, tanpa harus kehilangan keyakinan.

Saat Nabi Muhammad s.a.w. diutus, di wilayah Timur Tengah, sudah
eksis pemeluk Yahudi, Kristen, dan kaum musyrik Arab. Nabi Muhammad
s.a.w. mengajak mereka untuk memeluk Islam, mengakui Allah
satu-satunya Tuhan dan dirinya adalah utusan Allah. Nabi tidak
menyatakan, “Semua agama sama-sama jalan yang sah menuju Tuhan!”
Bahkan, ada perintah al-Quran dalam surat al-Kafirun (109): “Katakan,
hai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu sembah! Dan
tidak pula kamu menyembah apa yang aku sembah! Dan aku bukanlah
penyembah sebagaimana kamu menyembah! Dan kamu bukanlah pula penyembah
sebagaimana aku menyembah!”

Dalam Tafsirnya, Al-Azhar, Prof. Hamka menjelaskan, asbabun nuzul
surat al-Kafirun ini berkaitan dengan tawaran damai empat tokoh kafir
Quraisy yang resah dengan dakwah Tauhid Nabi Muhammad saw. Mereka
adalah al-Walid bin al-Mughirah, al-Ash bin Wail, al-Aswad bin
al-Muthalib dan Umaiyah bin Khalaf. Mereka mengajukan usulan: “Ya
Muhammad! Mari kita berdamai. Kami bersedia menyembah apa yang engkau
sembah, tetapi engkau pun hendaknya bersedia pula menyembah yang kami
sembah….”

Buya Hamka mencatat: “Soal akidah, di antara Tauhid Mengesakan Allah,
sekali-kali tidaklah dapat dikompromikan atau dicampur-adukkan dengan
syirik. Tauhid kalau telah didamaikan dengan syirik, artinya ialah
kemenangan syirik.”

Lebih jauh Buya Hamka menjelaskan: “Surat ini memberi pedoman yang
tegas bagi kita pengikut Nabi Muhammad bahwasanya akidah tidaklah
dapat diperdamaikan. Tauhid dan syirik tak dapat dipertemukan. Kalau
yang haq hendak dipersatukan dengan yang batil, maka yang batil jualah
yang menang.”

Itulah paparan Buya Hamka, ulama terkenal dan salah satu Pahlawan
Nasional di Indonesia. Kita bisa menyimpulkan, jika ada yang
menyatakan, bahwa “semua agama adalah jalan kebenaran”, saat itu
dikepalanya telah hilang konsep iman dan kufur, konsep tauhid dan
syirik. Baginya, tiada penting lagi, apakah seorang bertauhid atau
musyrik; tak perlu dipersoalkan makan babi atau ayam, minum khamr
atau jus kurma; tidak penting lagi berjilbab atau telanjang; tiada
beda antara nikah atau zina; yang penting – katanya – adalah mengasihi
sesama manusia. Saat itu, sejatinya, agama-agama sudah tidak ada;
sudah diganti dengan SATU AGAMA: “agama global”, “agama universal”,
“agama kemanusiaan”, atau “agama cinta”.

Persaudaraan global antar-sesama tanpa memandang agama menjadi misi
terpenting dari kelompok lintas-agama semacam Theosofi dan Freemason.
Ketua Theosofische Vereeniging Hindia Belanda, D. Van Hinloopen
Labberton pada majalah Teosofi bulan Desember 1912 menulis: "Kemajuan
manusia itu dengan atau tidak dengan agama? Saya kira bila beragama
tanpa alasan, dan bila beragama tidak dengan pengetahuan agama yang
sejati, mustahil bisa maju batinnya. Tidak usah peduli agama apa yang
dianutnya. Sebab yang disebut agama itu sifatnya: cinta pada sesama,
ringan memberi pertolongan, dan sopan budinya. Jadi yang disebut agama
yang sejati itu bukannya perkara lahir, tetapi perkara dalam hati,
batin.

Inikah yang dituju oleh Film “?” Jangan menuduh! Silakan dicermati dan
direnungkan!


***

Masih ada sosok lain yang diidolakan dalam film “?”. Namanya, Menuk.
Dia seorang muslimah, berjilbab pula. Menuk bekerja di sebuah retoran
China. Bermacam makanan dijual di sana, termasuk babi. Dengan
mencolok kepala babi ditampilkan. Kata si empunya restoran, bahan babi
dan bahan lain dipisahkan.

Menuk diterima bekerja dengan baik di restoran ini. Ia diberi
kebebasan ibadah. Dalam salah satu segmen, ditayangkan Menuk sedang
shalat, disampingnya Nyonya pemilik restoran juga sedang bersembahyang
sesuai dengan agamanya.

Pesan dari pemunculan sosok Menuk ini cukup jelas: inilah contoh
toleransi! Muslimah berjilbab rela bekerja di sebuah restoran yang
menjual babi.

Syukurlah, di akhir cerita, anak pemilik restoran bersedia memeluk
Islam. Ini tentu baik, dalam perspektif Islam. Tetapi, apakah perlu
harus melalui proses bekerja di sebuah restoran yang menjual babi?

Tujuan baik tidak boleh menghalalkan segala cara. Tujuan memberi
nafkah keluarga adalah baik. Tetapi, cara yang ditempuh pun harus
baik. Banyak muslimah yang gigih membantu ekonomi keluarganya dengan
bekerja keras dalam berbagai bidang profesi, dan juga toleran dengan
yang lain. Tapi, apakah Menuk sosok Muslimah yang ideal untuk
ditampilkan?

Walhasil, Film “?” karya Hanung Bramantyo ini membawa pesan besar yang
terlalu jelas: agama apa saja, sebenarnya sama saja! Agama-agama
dipandang sebagai jalan setapak menuju Tuhan yang sama. Juga,
agama-agama dianggap barang remeh; laksana baju, agama boleh ditukar
dan -- kalau perlu -- dibuang kapan saja! Katanya, demi kerukunan,
demi toleransi, dan demi perdamaian.

Akhirul kalam, di era globalisasi dan kebebasan informasi, saat
kemusyrikan dan kemurtadan ditampilkan dalam wujud yang menawan dan
menghibur, ada baiknya kita merenungkan satu ayat al-Quran: "Dan
demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
setan-setan (dari jenis) manusia dan setan (dari jenis) jin, sebagian
mereka membisikkan kepada sebagian lainnya perkataan-perkataan yang
indah-indah untuk menipu." (QS 6:112)

Juga, Nabi Muhammad saw pernah bersabda: “Bersegaralah mengerjakan
amal shalih, (sebab) akan datang banyak fitnah laksana malam yang
gelap gulita. Pada pagi hari, seseorang berada dalam keadaan mukmin,
tetapi sore harinya menjadi kafir. (Atau) sore harinya dia mukmin,
pagi harinya menjadi kafir. Dia menjual agamanya dengan harta-benda
dunia.” (HR Muslim). Wallahu a’lam bil-shawab.*/Depok, 10 April 2011

Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini adalah hasil kerjasama antara
Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com




Red: Cholis Akbar

17 Februari 2011

GOLONGAN AWAM TERGESA-GESA DALAM MENGELUARKAN FATWA

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin


Pertanyaan:
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Ketika dilontarkan pertanyaan yang berkaitan dengan syari'at pada suatu majlis, umpamanya, orang-orang awam berlomba-lomba mengeluarkan fatwa dan mengemukakan pendapat dalam masalah tersebut yang biasanya tidak berdasarkan ilmu. Apa komentar Syaikh yang mulia mengenai fenomena ini? Dan apakah ini merupakan kebaikan terhadap Allah dan RasulNya?


Jawaban
Sebagaimana diketahui, bahwa seseorang tidak boleh berbicara tentang masalah agama Allah tanpa berdasarkan ilmu, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman,


"Artinya : Katakanlah, 'Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak kamu ketahui." [Al-A'raf : 33]


Hendaknya seseorang bersikap hati-hati dan takut berkata atas nama Allah tanpa berdasarkan ilmu. Ini tidak termasuk perkara duniawi yang merupakan medan akal. Bahkan, sekalipun mengenai perkara duniawi yang merupakan medan akal, hendaknya seseorang berhati-hati (tidak terburu-buru) dan perlahan-lahan, karena bisa jadi jawaban dirinya akan menjadi jawaban yang lainnya, sehingga seolah-olah ia menetapkan dari dua jawaban dan ungkapannya menjadi ungkapan terakhir yang menentukan. Banyak orang yang berbicara dengan pendapat mereka, maksud saya, dalam perkara-perkara yang bukan syari'at. Jika ia perlahan-lahan dan mengakhirkan pengungkapannya, akan tampak yang benar baginya dari banyaknya pendapat yang ada yang sebelumnya tidak terbesit di dalam benaknya.


Karena itu, saya sarankan kepada setiap orang, hendaklah perlahan-lahan untuk menjadi pembicara yang terakhir sehingga ia seolah-olah menjadi penentu di antara pendapat-pendapat tersebut. Sikap ini pun untuk mengetahui ragamnya pendapat yang belum diketahuinya sebelum ia mendengarnya saat itu. Demikian ini untuk perkara-perkara duniawi. Adapun untuk perkara-perkara agama, seseorang sama sekali tidak boleh berpendapat kecuali dengan ilmu yang diketahuinya dari Kitabullah dan Sunnah RasulNya atau pendapat-pendapat para ahlul ilmi.


[Alfazh wa Mafahim fi Mizanisy Syari'ah, hal. 44-46, Syaikh Ibnu Utsaimin]

16 Februari 2011

Reformasi Sri Mulyani di Kemenkeu Bohong, Palsu dan Gagal, Utang RI dari Bank Dunia-IMF Dikorup

http://rimanews.com/read/20110215/16715/reformasi-sri-mulyani-di-kemenkeu-bohong-palsu-dan-gagal-utang-ri-dari-bank
Reformasi Sri Mulyani di Kemenkeu Bohong, Palsu dan Gagal, Utang RI dari
Bank Dunia-IMF Dikorup
Selasa, 15 Feb 2011 07:58 WIB
JAKARTA,RIMANEWS
-Reformasi birokrasi yang dimulai di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tidak
berhasil. Sebaliknya, reformasi tersebut diduga penuh dengan proyek-proyek
fiktif yang didanai oleh utang luar negeri dari IMF dan Bank Dunia yang
berujung pada kegagalan modernisasi sistem perpajakan.
Akibatnya, pihak asing dapat menguasai dan mengakses semua sistem pendataan
per­pajakan di seluruh Indo­nesia.
Mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Fuad Bawasir mengungkapkan hal
tersebut ketika ditemui SH, Minggu (13/2), di Jakarta. “Proyek Pin­tar (Project
for Indonesian Tax Reform) senilai US$ 145 juta itu nggak ada apa-apanya. Di
Ditjen (Direktorat Jenderal) Anggaran ada proyek SPAN (Sistem Perbendaharaan Na­sional)
de­ngan pinjaman ratusan juta dolar. Itu juga sama, semua fiktif dan dikorup,”
katanya
Menurutnya, dagangan Bank Dunia berbentuk utang sangat laku di Indonesia.
Dengan demikian, lembaga itu bisa terus eksis membiayai karyawannya yang ada di
Indonesia.
Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mul­yani merupakan pihak yang paling
antusias menjalankan proyek-proyek Bank Dunia maupun IMF tersebut. “Pa­dahal,
semua konsultan orang asing. Yang ngerjain proyek juga orang Bank Dunia. Ha­silnya
bohong semua. Jadi kita dipaksa menerima proyek seperti ini,” paparnya.
Hasil dari utang tersebut bisa dilihat dari target penerimaan pajak tidak
meningkat dan malah gagal semua. “Tax ratio turun, petugas pajak memeriksa
masih seperti zaman baheula, masih minta data pada wajib pajak, tak punya data
sendiri dan tidak online. Contohnya ada pembayaran fiktif seperti yang di
Surabaya Rp 350-an miliar sudah berlangsung 5 tahun, tapi sistem tidak bisa
dideteksi. Ketahuannya karena wajib pajak yang lapor,” paparnya.
Secara terpisah, ada peresmian SMI-Keadilan serta Rumah Integritas oleh kubu
Sri. Ini  diklaim mereka merupakan sebagai satu langkah dalam menata
integritas di negara ini juga sebagai salah satu dukungan terhadap Sri Mulyani menjadi
tokoh potensial Calon Presiden (Capres) pada pemilu 2014 nanti.
“Iya, bahwa SMI sebagai penyokong Sri Mulyani Indrawati (SMI) menjadi tokoh
potensial Capres nanti,” jelas Arbi Sanit, salah satu penggagas lahirnya
Solidaritas Masyarakat Indonesia untuk Keadilan (SMI-Keadilan), Senin
(14/2).Salah satu penggagas organisasi Solidaritas Masyarakat Indonesia (SMI)
Keadilan, Arbi Sanit mengatakan, jika Sri Mulyani Indrawati mencalonkan diri
dalam Pemilu Pilpres 2014, maka selain mendapat dukungan dari publik, ia harus
membersihkan namanya dari tuduhan-tuduhan tidak sehat yang melekat
padanya. Salah satunya mengenai keterlibatannya dalam kasus Century.
"Saya kira yang paling diperlukan Ibu Sri Mulyani adalah membersihkan
tuduhan-tuduhan tidak sehat, tuduhan-tuduhan palsu pada dirinya, ya seperti
pada kasus Century itu," ujar Arbi di Rumah Integritas, Senin
(14/02/2011).
Namun, tambah Arbi, pihaknya memiliki sejumlah target, salah satunya
membersihkan tuduhan keterlibatan Sri Mulyani dalam kasus Bank Century.
“SMI juga menilai bahwa negara ini  di era SBY sudah berada dalam tahap
kekacauan institusi, krisis penegakan hukum dan penurunan mutu politisi yang
semakin terasa. Kepemimpinan dan etika publik tidak tampil menjadi penuntun
kehidupan bernegara, yang tampak justru arogansi politik elit yang terus
mengeksploitasi opini publik dengan kekuasaan uang dan media,” demikian dikutip
dari rilis yang diberikan ke pers. Namun  para analis melihat justru 
SMI  yang termasuk pelaku utama kekacauan  reformasi pajak di kemenkeu
dengan proyek IT yang gagal.
Satu-satunya
Tragisnya, saat ini semua pihak asing memiliki akses pada pendataan di Indonesia
khususnya di bidang data perpajakan. Indonesia merupakan satu-satunya
negara di dunia yang wajib pajaknya bisa diakses oleh asing. Orang-orang asing
tersebut kini tersebar di semua departemen dan me­nguasasi sistem di dalamnya,
khususnya di Badan Peren­canaan Pembangunan Nasio­nal (Bappenas) dan Kemenkeu.
Oleh karena itu, ia berharap pemeriksaan mafia pajak juga dapat membongkar
berbagai proyek fiktif dan korup, dimulai dari berbagai proyek yang dijalani
semenjak Sri Mulyani menjadi Menkeu. “Orang-orang di Kemenkeu mengatakan bah­wa
proyek-proyek itu adalah upeti Sri Mulyani pada Bank Dunia karena mengangkatnya
menjadi menteri terbaik dalam kabinet SBY beberapa waktu lalu. Hasilnya seperti
yang sudah disampaikan oleh Gayus Tambunan,” paparnya.
Sementara itu, Juru Bicara Asosiasi Ekonomi Politik Indo­nesia Dani Setiawan
me­nga­takan, sistem Teknologi informasi Ditjen Pajak telah di­ken­dalikan
asing, sehingga mem­buat rahasia-rahasia data perpajakan berada di tangan
asing. “Reformasi birokrasi Ditjen Pajak merupakan inisiatif Bank Dunia yang
dipimpin mantan Menkeu. Program ini menggunakan TI atau sistem komputer yang
didesain Bank Dunia untuk mengendalikan pemerintah Indonesia,” ka­tanya. Bank Dunia
telah memberi utang se­kitar US$ 130 juta kepada Ditjen pajak untuk
memodernisasi TI. (SH/SIgit)

13 Februari 2011

Soal Diktator & Ekonomi ???...

Media-media Barat mulai menyebarkan berita bahwa tensi di Mesir sudah menurun.
New York Times, media terdepan penyambung lidah kaum Zionis, menurunkan
headline, “Protests Lingers as Normal Life in Cairo Begins to Resume” (Protes
tetap berjalan seiring dengan mulai kembalinya kehidupan normal di Kairo).
Perhatikan bahwa New York Times menggunakan kata ‘linger’ yang juga punya makna
‘hidup segan mati tak mau’ dan memberitakan, “Kerumunan yang menuntut turunnya
Mubarak semakin mengecil.”
NYT bahkan mengutip pernyataan Omar Suleiman (yang didukung AS untuk memimpin
proses transisi) yang sejatinya merendahkan bangsa Mesir sendiri, “[Mesir belum
siap berdemokrasi dan tidak akan siap sampai] rakyat di sini memiliki budaya
berdemokrasi.”
Headline NYT itu didampingi dengan artikel opini dengan judul provokatif, How
Democracy Became Halal (Ketika Demokrasi Menjadi Halal). Isinya, seperti
tergambar dari judulnya, menyatakan bahwa sumbangan terbesar peradaban Barat
terhadap Islam adalah demokrasi.
Sambil bersuara miring terhadap proses demokrasi di Iran, penulis artikel itu
memosisikan AS sebagai pihak yang berjasa meningkatkan kesadaran demokrasi di
tengah bangsa-bangsa Timur Tengah. Islam digambarkan sebagai agama diktator yang
harus belajar berdemokrasi.
Penghinaan. Inilah kata kunci dari gelombang kebangkitan rakyat Timur Tengah,
menurut Ayatullah Khamenei, pemimpin tertinggi Iran.
Media Barat selama ini berusaha menampilkan analisis-analisis yang membebankan
kesalahan kepada kediktatoran Mubarak.
Sebagian analis yang agak ‘merdeka’ bisa menemukan bahwa justru Barat-lah sumber
kesengsaraan Mesir dan Mubarak hanya boneka [baca Mesir : Siapa yang
Sesungguhnya Bermain ?].
Tetapi, dari Iran, muncul analisis yang lebih mendasar. Betul, ekonomi menjadi
salah satu pemicu kemarahan rakyat. Tapi pemicu utamanya adalah keterhinaan yang
ditimpakan oleh imperialis Barat melalui boneka-bonekanya yang sudah tak bisa
lagi ditanggung oleh manusia yang secara fitrah memiliki harga diri dan
kehormatan.
Saya tak hendak menganalisis ulang apa isi analisis Ayatullah Khamenei. Saya
pikir, sebaiknya kita membaca sendiri apa yang beliau ungkapkan tentang Tunisia
dan Mesir (selama ini yang beredar di media Indonesia adalah kutipan-kutipan
berantai yang sangat mungkin jauh berbeda dengan apa yang sebenarnya beliau
sampaikan).
Berikut ini terjemahan lengkap analisis Ayatullah Khamenei tentang Tunisia dan
Mesir.
*
Apa yang terjadi di Tunisia dan Mesir adalah sebuah ‘gempa besar’. Seandainya
rakyat Mesir, dengan bantuan Tuhan, mampu berhasil maka akan terjadi sebuah
situasi dimana AS mengalami kekalahan yang sangat besar dalam politik Timur
Tengahnya.
Penguasa Mesir tentu saja sangat khawatir menghadapi situasi ini, tetapi yang
paling ketakutan sebenarnya adalah para pejabat Israel.
Para pejabat Israel tahu persis bahwa seandainya Mesir menarik diri dari
persekutuannya dengan Israel dan Mesir menempatkan dirinya dalam posisi yang
seharusnya, akan terjadi tragedi politik yang sangat besar bagi Zionis.
Inilah yang sebenarnya dulu pernah diprediksikan oleh Imam Khomeini dan yakinlah
bahwa prediksi itu akhirnya akan terwujud.
Dari sisi inilah maka yang terjadi di Mesir adalah peristiwa yang sangat
penting. Analisis-analisis yang muncul di kalangan internasional berusaha keras
agar faktor utama dari peristiwa yang terjadi di Mesir ini diabaikan.
Mereka menyebut faktor-faktor ekonomi ataupun non ekonomi, tetapi itu bukanlah
faktor utama. Faktor utama dari apa yang terjadi di Tunisia dan Mesir adalah
perasaan keterhinaan. Segala kebijakan yang diambil oleh pemerintah kedua negara
itu menyebabkan munculnya perasaan terhina itu. Para penguasa Mesir telah
membuat rakyatnya merasa terhina.
Sebelumnya, saya akan menyampaikan dulu apa yang terjadi di Tunisia. Presiden
Tunisia yang sudah lari itu memiliki ikatan yang sangat kuat dengan AS. Bahkan
kami memiliki beberapa laporan yang menyebutkan bahwa Ben Ali adalah bagian dari
CIA.
Perhatikanlah betapa ini adalah suatu hal yang sangat berat bagi sebuah bangsa
: ketika pemimpin bangsa itu, presidennya, yang secara lahiriah menunjukkan
diri sebagai seorang yang sangat sombong kepada rakyatnya sendiri, tapi pada
saat yang sama adalah seorang budak resmi dari sebuah lembaga negara lain, yaitu
AS.
Ben Ali bertahun-tahun berkuasa atas rakyat Tunisia, menerapkan berbagai
kebijakan yang bertentangan dengan kepentingan nasional, juga bertentangan
dengan nilai-nilai agama di negara itu.
Tunisia adalah sebuah negara muslim dan memiliki sejarah panjang peradaban
Islam, serta mewarisi kebudayaan agung Islam, tapi rakyatnya justru tidak bisa
pergi ke masjid dengan bebas pada era Ben Ali. Agar bisa pergi ke mesjid, mereka
harus memiliki kartu khusus yang hanya dirilis oleh pemerintah. Kartu itu pun
tidak diberikan kepada semua rakyat.
Ini artinya pembatasan yang sangat ketat bagi rakyat untuk pergi ke mesjid.
Jangankan melaksanakan sholat berjamaah, untuk sekedar sholat sendirian pun di
masjid dilakukan pembatasan. Pembatasan ini dilakukan secara terang-terangan.
Jilbab secara resmi dinyatakan terlarang.
Dari sisi ini, sangatlah jelas terlihat bahwa kebangkitan rakyat Tunisia
didasari pada semangat kebangkitan Islam. Hal ini juga terlihat dari fenomena
ketika para mahasiswi Tunisia langsung mengenakan jilbab ketika pergi ke kampus
segera setelah Ben Ali yang pengkhianat itu lari ke luar negeri dan kacaunya
kendali pemerintah.
Hal ini menunjukkan motivasi keislaman yang sangat kuat. Hal-hal semacam
inilah yang berusaha keras disembunyikan oleh para analis Barat.
Motivasi yang lainnya terkait dengan kebangkitan rakyat Tunisia adalah keinginan
untuk berlepas diri dari AS dan motivasi ini sungguh sangat penting.
AS tidak ingin muncul suara-suara yang menyatakan bahwa alasan kebangkitan
rakyat Tunisia -dan berikutnya menjalar ke Mesir- terkait dengan permasalahan
ketergantungan kepada AS. Ini adalah hakikat yang sebenarnya.
Di Tunisia saat ini sudah terjadi perubahan tetapi masih di lapisan permukaan.
Ben Ali sudah pergi, akan tetapi kaki tangannya masih bisa bercokol di
pemerintahan.
Mudah-mudahan Allah memberi pertolongan kepada rakyat Tunisia agar mereka
memahami situasi yang sebenarnya dan jangan sampai musuh melakukan penipuan
kepada rakyat Tunisia.
Adapun di Mesir, Mesir adalah sebuah negara yang sangat penting. Mesir adalah
negara muslim pertama yang berkenalan dengan budaya Barat. Mesir pulalah yang
menjadi negara pertama yang memahami budaya Barat dan memahami berbagai macam
cela-nya untuk kemudian mereka melakukan kritik terhadap keburukan-keburukan
itu.
Jamaluddin Al Afghani, seorang ulama Islami pemberani dan pejuang besar,
menemukan bahwa tempat yang tepat untuk melawan Barat dan Eropa adalah di Mesir.
Kemudian muridnya, Syekh Muhammad Abduh dan para pejuang Islam lainnya mengikuti
jejak Al Afghani. Mesir pulalah kawasan yang melahirkan tokoh-tokoh besar
politik dan budaya Islam. Mereka semua adalah pejuang kebebasan.
Karena itulah maka sangat layak jika Mesir dulu sempat menjadi pemimpin dunia
Arab secara pemikiran maupun politik. Dalam jangka waktu yang cukup lama,
negara-negara Arab sangat mengakui kepemimpinan Mesir.
Mesir bersama Suriah adalah negara Arab yang pertama kali berani tampil memasuki
medan pertempuran untuk membebaskan rakyat Palestina.
Dengan gagah berani Mesir mengirimkan tentara dan rakyatnya, didukung segala
fasilitas negara, demi peperangan itu. Walaupun pada akhirnya peperangan itu
(tahun 1967 dan 1973) gagal dimenangkan, [namun] inilah fakta sejarah Mesir.
Mesir kemudian menjadi tempat bernaungnya pejuang Palestina. Bahkan kaum
revolusioner dari negara-negara lainpun ketika membutuhkan perlindungan, mereka
akan datang ke Mesir.
Bisa dibayangkan, negara yang memiliki sejarah yang membanggakan seperti ini,
selama 30 tahun terakhir justru jatuh di bawah kekuasaan seseorang yang malah
menjadi musuh dari kebebasan itu sendiri.
Dia bukannya memusuhi Zionisme tetapi malah merupakan bagian dan penjamin
agenda-agenda Zionisme. Dia malah menjadi budak dari Zionisme.
Sebuah negara yang dulunya menjadi pengibar panji perjuangan melawan Zionisme
dan menjadi inspirator bagi gerakan perjuangan di seluruh dunia Arab selama 30
tahun terakhir ini, selama 30 tahun terakhir malah menjadi tumpuan harapan dan
tameng bagi Israel dalam menjalankan berbagai politik penindasan terhadap
Palestina.
Dalam peristiwa Gaza misalnya, seandainya Mubarak tidak membantu Israel, tidak
mungkin Israel bisa mengepung Gaza. Orang-orang Palestina di kota Gaza hingga
saat ini telah empat tahun berada dalam pengepungan.
Dalam peperangan 21 hari [Des 2009-Jan 2010], laki-laki, perempuan, anak-anak
Palestina di Gaza dibunuh Israel, rumah-rumah mereka dihancurkan, dan
pemerintahan Mubarak-lah yang melarang sampainya bantuan kepada warga Gaza.
Larangan pemberian bantuan ini bukan hanya diberlakukan kepada rakyat Mesir,
melainkan juga diterapkan kepada negara-negara lain yang ingin memberikan
bantuan melalui kawasan Mesir.
Husni Mubarak-lah yang menetapkan pelarangan itu. Situasi seperti inilah yang
terjadi di Mesir.
Sangat layak jika rakyat Mesir kemudian marah. Rakyat Mesir marah melihat
dukungan total pemerintah mereka kepada Israel, ketaatan luar biasa Mubarak
kepada AS.
Mereka merasakan keterhinaan dan kerendahan. Inilah yang sebenarnya menjadi
faktor utama yang sekarang terjadi di Mesir.
Mereka adalah para pejuang Islam, gerakannya pun dimulai dari sholat Jumat dan
dari masjid-masjid. Yel-yel yang mereka kumandangkan adalah Allahu Akbar. Rakyat
menggelorakan slogan-slogan keagamaan. Dan para aktivis yang menggerakkan demo
di Mesir adalah para aktivis Islam.
Rakyat Mesir menghendaki terhapusnya kehinaan ini dari diri mereka. Inilah
sebenarnya faktor utama.
Tapi tentu saja negara-negara Barat tidak membiarkan analisis semacam ini muncul
dan menyebar di kalangan masyarakat internasional.
Hampir semuanya menunjuk kepada permasalahan ekonomi. Tentu saja, hal ini pun
menjadi sebuah realitas.
Penghambaan seseorang seperti Mubarak kepada AS terbukti tidak mampu membawa
Mesir selangkah pun ke arah kemajuan. 40% dari penduduk Mesir yang berjumlah
sekitar 70 juta hidup di bawah garis kemiskinan.
Laporan-laporan menyebutkan bahwa ratusan ribu orang (sebenarnya saya mendengar
jumlahnya 2-3 juta, tapi yang bisa dipastikan adalah ratusan ribu) di kota Kairo
sedemikian miskinnya sehingga terpaksa hidup di kompleks-kompleks pemakaman.
Banyak lagi di antara mereka yang menjadi gelandangan. Rakyat memang berhadapan
dengan situasi kehidupan yang luar biasa sulit.
Penghambaan pemimpin Mesir kepada AS ternyata tidak berbuah dukungan ekonomi
dari pemerintah AS kepada bangsa Mesir.
Hari ini pun AS tidak akan membantu Mesir. Yakinlah bawah seandainya Husni
Mubarak melarikan diri dari Mesir, negara pertama yang menutup pintunya untuk
Mubarak adalah AS. Inilah yang juga dilakukan AS kepada Ben Ali dan Muhammad
Reza [Pahlevi].
Inilah nasib yang dialami oleh orang yang hatinya tertambat kepada AS dan
menunjukkan pertemanan kepada AS.
AS itu seperti setan. Dalam doa Sahifah Sajadiah, dikatakan bahwa “ketika sudah
menipu manusia, maka setan akan memalingkan mukanya”, dan -menurut penafsiran
saya- pada saat itu sesunggunnya setan sedang menertawakan dan tidak pernah
mempedulikan lagi orang yang ditipunya.
Dengan perantaraan orang-orang yang lemah dan hina seperti inilah AS mencoba
berusaha mengamankan kepentingan dirinya sendiri.
Tapi hari ini AS betul-betul dalam kondisi terpojok dan yang lebih merasakan
situasi sulit saat ini adalah Israel.
Mereka sedang berusaha keras untuk mencari jalan keluar bagi peristiwa yang
terjadi di Mesir, jalan keluar yang tidak mungkin mereka dapatkan.
Mereka berusaha membuat berbagai macam penipuan, seperti berpura-pura
menunjukkan dukungan terhadap gerakan rakyat. [Misalnya] sekarang dikabarkan
bahwa AS sudah meminta Mubarak untuk mengundurkan diri dan pergi.
Keberhasilan politik AS ini tentu saja bergantung kepada rakyat Mesir sendiri.
(Ayatullah Khamenei kemudian melanjutkan khutbahnya dengan bahasa Arab, yang
ditujukan kepada muslim berbahasa Arab. Isi khutbah bahasa Arab adalah ringkasan
dari khutbah berbahasa Persia, namun ada tambahan kalimat yang khusus ditujukan
kepada bangsa Mesir) :
Saudara-saudara ini adalah pengalaman kita bersama. Saya sebagai saudara muslim
Anda menyampaikan semua ini kepada Anda dengan didasarkan kepada suatu komitmen
agama.
Perhatikanlah bahwa terompet propaganda musuh akan kembali bersuara. Mereka akan
mengatakan bahwa Iran akan melakukan intervensi, ingin mensyiahkan Mesir, ini
mengekspor ‘wilayatul faqih’ ke Mesir, dan berbagai macam tuduhan lainnya.
Ini adalah kebohongan yang sudah berlangsung 30 tahun yang tujuannya adalah agar
kaum muslimin berpecah-belah dan tidak bisa saling memberikan pertolongan satu
sama lain.
Slogan-slogan itu diulang-ulang pula oleh para pengikut Barat. [mengutip ayat
Quran 6:112] “Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain
perkataan-perkataan yang menipu, tetapi jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka
tidak akan mampu mewujudkannya. Maka tinggalkanlah mereka dengan segala
kebohongan mereka.”
Meskipun berbagai konspirasi dirancang sedemikian hebatnya oleh musuh, kami
tidak akan pernah melepaskan kewajiban yang diletakkan oleh agama Islam di atas
pundak kami.
*
Mesir dan Tunisia : Analisis dari Iran
http://politik.kompasiana.com/2011/02/11/mesir-dan-tunisia-analisis-dari-iran/
***
Presiden Hosni Mubarak ‘sangat mungkin’ segera akan mengalihkan kekuasaan kepada
Wakil Presiden Omar Suleiman, demikian kata Hossan Badrawi, sekretaris jenderal
Partai Demokratik Nasional (NDP), partai yang memerintah Mesir saat ini.
Kemungkinan Mubarak akan mundur Kamis malam ini pun juga diperkuat oleh kabar
yang berasal dari Leon Panetta, Direktur CIA (Central Intelligence Agency).
WikiLeaks baru-baru ini juga telah membocorkan suatu kawat diplomatik yang
menyebut pemerintah Amerika Serikat (AS) sejak awal memang telah menyiapkan
Kepala Badan Intelijen Mesir, Omar Suleiman, sebagai kandidat teratas untuk
mengambil alih negara (Presiden Mesir) jika sesuatu terjadi kepada Presiden
Hosni Mubarak.
Quo vadis Mesir ?. Quo vadis Ikhwanul Muslimin ?.
Mesir, lalu apa gunanya revolusi-mu, apa makna dari hilangnya nyawa para martir
–mu, apa arti slogan idealisme dari Ikhwanul Muslimin-mu ?, jika sebelum
revolusi negara-mu telah terbelenggu oleh Amerika Serikat setelah revolusi pun
negara-mu tetap akan tercengkeram oleh Amerika Serikat ?.
Mesir, ternyata nasib revolusi-mu tak akan jauh beda dengan nasib reformasi-ku
di Indonesia.
Sekali setia kepada U SAtetap akan setia sampai mati kepada USA... …“ I love the
United States , with all its faults. I consider it my second country“…
***
Kabel diplomatik terbaru terbitan WikiLeaks soal krisis Mesir dirilis. WikiLeaks
menyebut pemerintah Amerika Serikat (AS) sejak awal memang telah menyiapkan
Kepala Badan Intelijen Mesir Omar Suleiman sebagai Presiden Mesir mendatang.
Omar Suleiman disiapkan sebagai kandidat teratas untuk mengambil alih negara
jika sesuatu terjadi kepada Presiden Hosni Mubarak. Pada hari Sabtu (29/1) lalu
informasi ini terbukti benar ketika Mubarak menunjuk Suleiman untuk menjabat
wakil presiden.
Hal ini membuat Suleiman berada di baris pertama untuk menggantikan Mubarak.
Seperti dikutip dari halaman WikiLeaks, Sabtu (5/2/2011), seorang pejabat
intelijen yang dilatih di US Khusus Warfare School di Fort Bragg mengatakan
bahwa Suleiman menjadi kepala badan mata-mata pada tahun 1993 yang membawanya
dekat dengan CIA.
Baru-baru ini Suleiman mengambil peran sebagai kepala interlocuter Mesir dengan
Israel untuk membahas proses perdamaian antara Hamas dan Fatah.
Dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar analis politik mengasumsikan bahwa
pewaris jabatan Presiden akan dipegang Gamal Mubarak, putra Mubarak sendiri.
Namun kedutaan AS di Kairo sampai pada kesimpulan yang berbeda lebih dari lima
tahun yang lalu.
Pada tanggal 15 Juni 2005, memo (05CAIRO4534) ditulis untuk Timotius Pounds,
direktur untuk Suriah, Libanon, Mesir, dan Afrika Utara di Dewan Keamanan
Nasional AS, mencatat : "(A) akan setuju bahwa calon yang paling mungkin
ditunjuk untuk pos (wakil presiden) adalah Jenderal Omar Soliman, Direktur
Intelijen Mesir Umum (Egis)". (Pejabat Departemen menggunakan ejaan yang berbeda
dari nama Suleiman).
Setahun kemudian, memo diplomatik lainnya (06CAIRO2933) ditulis pada tanggal 14
Mei 2006 menegaskan bahwa pemerintah AS bekerja dengan Sulaiman pada hal-hal
regional utama seperti mencari tahu bagaimana cara terbaik untuk menyingkirkan
Hamas di Palestina. "(O) kecerdasan kolaborasi dengan Omar Soliman, yang
diperkirakan di Washington minggu depan, mungkin sekarang elemen hubungan paling
sukses."
Memo diplomatik, yang ditulis oleh Francis J. Ricciardone, Jr (Duta Besar AS
untuk Mesir) untuk Robert Zoellick (Deputi Menteri Luar Negeri) yang sedang
berkunjung ke Kairo pada saat itu, mencatat bahwa "Omar Soliman juga memberitahu
kami dia akan senang melihat kamu (Zoellick), jika jadwal izin - ia akan bekerja
menjadi delegasi Israel dan PA di Sharm "
Lainnya, Suleiman dilaporkan telah mengatakan kepada duta besar AS, "Mesir
adalah mitra Amerika" mencatat bahwa "Mesir akan terus memberikan USG
(Pemerintah AS) pengetahuan dan keahlian pada isu-isu regional yang penting,
seperti Lebanon dan Irak. Konflik Israel-Palestina tetap menjadi isu inti"
*
WikiLeaks : AS Telah Siapkan Omar Suleiman Untuk Gantikan Mubarak
http://www.detiknews.com/read/2011/02/05/070831/1560586/10/wikileaks-as-telah-siapkan-omar-suleiman-untuk-gantikan-mubarak
***
Seorang anggota senior partai yang memerintah Mesir telah mengatakan kepada
BBC bahwa dia "berharap" Presiden Hosni Mubarak akan mengalihkan kekuasaan
kepada Wakil Presiden Omar Suleiman.
Hossan Badrawi, sekretaris jenderal Partai Demokratik Nasional (NDP),
mengatakan, Mubarak akan "sangat mungkin" segera mengumumkan hal tersebut.
Saat ini, gelombang protes yang menginginkan Mubarak turun terus berlangsung dan
telah memasuki hari ke-17. Mereka (rakyat Mesir) sudah tidak puas dengan
pemerintahan Mubarak, yang sudah berkuasa selama 30 tahun.
Sejumlah laporan menyebutkan, tentara Mesir diharapkan untuk segera membuat
pernyataan singkat untuk merespons tuntutan para demonstran.
Sebelumnya, Perdana Menteri Ahmed Shafiq mengatakan kepada BBC Arab bahwa
skenario Presiden Mubarak mundur sedang dibahas. Wartawan BBC Lyse Doucet, di
Kairo, mengatakan bahwa pembicaraan Presiden Mubarak akan lengser ini sudah
semakin berkembang.
*
Presiden Hosni Mubarak Segera Lengser
http://internasional.kompas.com/read/2011/02/10/22401359/Presiden.Hosni.Mubarak.Segera.Lengser
***
Kemungkinan Mubarak akan mundur malam ini diperkuat oleh kabar dari Central
Intelligence Agency (CIA). Direktur CIA Leon Panetta menyampaikan ada dugaan
kuat Mubarak akan mundur Kamis malam ini.
"Saya mendapat kabar serupa. Ada kemungkinan kuat Mubarak akan turun malam ini,"
ujar Panetta seperti ditulis AFP, Kamis (10/2/2011).
Di Kairo saat ini massa penentang Mubarak masih memadati Lapangan Tahrir. Aroma
pengunduran diri Mubarak menguat setelah para petinggi militer Mesir menggelar
pertemuan. Diduga kuat militer akan mendukung tuntutan para demonstran yang
meminta Mubarak turun.
Sebelumnya, situs berita NBC menulis Mubarak akan menyampaikan pidato malam ini.
Kemungkinan besar isinya adalah soal pengunduran dirinya dan penyerahan kekuasan
kepada Wakil Presiden Omar Suleiman. Demikian ditulis NBC, Kamis (10/2/2011).
*
CIA : Kemungkinan Kuat Mubarak Mundur Malam ini
http://www.detiknews.com/read/2011/02/10/233218/1568968/10/cia-kemungkinan-kuat-mubarak-mundur-malam-ini
***

28 Januari 2011

Link MSIWindowosx86

Biar gak lupa :)

sumber : http://zidev.net/storages/tag/msi-wind/

http://rapidshare.com/files/170194481/MSIWindosx86.part01.rar
http://rapidshare.com/files/170199468/MSIWindosx86.part02.rar
http://rapidshare.com/files/170204250/MSIWindosx86.part03.rar
http://rapidshare.com/files/170209324/MSIWindosx86.part04.rar
http://rapidshare.com/files/170214386/MSIWindosx86.part05.rar
http://rapidshare.com/files/170219339/MSIWindosx86.part06.rar
http://rapidshare.com/files/170224522/MSIWindosx86.part07.rar
http://rapidshare.com/files/170229779/MSIWindosx86.part08.rar
http://rapidshare.com/files/170234923/MSIWindosx86.part09.rar
http://rapidshare.com/files/170239932/MSIWindosx86.part10.rar
http://rapidshare.com/files/170244860/MSIWindosx86.part11.rar
http://rapidshare.com/files/170249879/MSIWindosx86.part12.rar
http://rapidshare.com/files/170255072/MSIWindosx86.part13.rar
http://rapidshare.com/files/170261004/MSIWindosx86.part14.rar
http://rapidshare.com/files/170267652/MSIWindosx86.part15.rar
http://rapidshare.com/files/170273461/MSIWindosx86.part16.rar

http://rapidshare.com/files/170279589/MSIWindosx86.part17.rar
http://rapidshare.com/files/170286116/MSIWindosx86.part18.rar
http://rapidshare.com/files/170292875/MSIWindosx86.part19.rar
http://rapidshare.com/files/170298906/MSIWindosx86.part20.rar
http://rapidshare.com/files/170305035/MSIWindosx86.part21.rar
http://rapidshare.com/files/170310693/MSIWindosx86.part22.rar
http://rapidshare.com/files/170316191/MSIWindosx86.part23.rar
http://rapidshare.com/files/170325853/MSIWindosx86.part23.rar
http://rapidshare.com/files/170331576/MSIWindosx86.part24.rar
http://rapidshare.com/files/170336918/MSIWindosx86.part25.rar
http://rapidshare.com/files/170341701/MSIWindosx86.part26.rar
http://rapidshare.com/files/170345876/MSIWindosx86.part27.rar
http://rapidshare.com/files/170349725/MSIWindosx86.part28.rar
http://rapidshare.com/files/170353534/MSIWindosx86.part29.rar
http://rapidshare.com/files/170357284/MSIWindosx86.part30.rar
http://rapidshare.com/files/170360964/MSIWindosx86.part31.rar
http://rapidshare.com/files/170364513/MSIWindosx86.part32.rar
http://rapidshare.com/files/170367972/MSIWindosx86.part33.rar
http://rapidshare.com/files/170371475/MSIWindosx86.part34.rar
http://rapidshare.com/files/170374677/MSIWindosx86.part35.rar
http://rapidshare.com/files/170377877/MSIWindosx86.part36.rar
http://rapidshare.com/files/170381080/MSIWindosx86.part37.rar
http://rapidshare.com/files/170383659/MSIWindosx86.part38.rar

19 Januari 2011

link download acad 2009

http://www.ziddu.com/download/13453880/linkdownloadacad2009.zip.html

Link tersebut merupakan link software acad 2009